Suriah: Selayang Sajak Dari Balik Gedung Berwarna Semen
Oleh: Mulki Mulyadi (Sastrawan Sejarah dari Komunitas Rempah) Tembakan datang entah darimana, nun jauh disana tak tentu asalnya dimana. Ledakan bertubi-tubi mengguntur siang dan malam tak perduli lagi gencatan senjata. Asap mengepul membumbung dari sela-sela tanah berdebu. Dari gedung-gedung berwarna semen yang bagaikan kumpulan rumah hantu. Teronggok menyedihkan terkena bom yang menyapu daratan, carpet bomb. Kadang juga suara bising roket-roket memecah telinga menggempar suasana. Disela-sela apartement bertingkat yang tak bercat itu berlari seorang anak. Ailan Kurdi? Bukan, Ailan telah lama tersapu ombak di laut Turki. Menghilang ia diiringi beribu yang lain susul menyusul bak mengantri mati. Alepo, ah tidak seluruh kota-kota yang hancur itu bernuansa sama. Gedung kotak simetris tak bercat yang masih berdiri namun sama hancurnya. Kota itu bukanlah kota lagi, ia kota mati yang sering keliatan di layar kaca itu. Film kah ini? Ternyata bukan, I